Festival Layang-Layang, Bupati Vera Sebut Ikon Baru Pariwisata Donggala
Pemda Donggala bekerjasama dengan Perlasi (Persatuan Layang-layang Seluruh Indonesia) akan menggelar Festival Layang-layang. Kegiatan ini akan berlangsung lima hari, 23-27 September 2025 di pelabuhan lama Kelurahan Boya Kecamatan Banawa.
DONGGALA, METROSULAWESI. NET- Pemda Donggala bekerjasama dengan Perlasi (Persatuan Layang-layang Seluruh Indonesia) akan menggelar Festival Layang-layang. Kegiatan ini akan berlangsung lima hari, 23-27 September 2025 di pelabuhan lama Kelurahan Boya Kecamatan Banawa.
Dalam keterangan tertulisnya, Kamis 18 September 2025, Bupati Donggala, Vera Elena Laruni, mengatakan, pelaksanaan Festival Layang-Layang di Donggala sebagai Wujud Komitmen Bangun Pariwisata Berbasis Event Partisipatif.
Festival Layang-Layang Donggala sebagai bagian dari komitmen membangun Kalender Event Kabupaten Donggala, Festival ini dirancang bukan sekadar hiburan, melainkan sebagai ikon baru pariwisata Donggala yang akan digelar secara rutin. Dalam kalender event yang disiapkan, setiap bulan masyarakat dan wisatawan akan disuguhkan beragam kegiatan, mulai dari festival budaya, balapan motor, Festival Tenun Donggala, hingga pesta rakyat dalam rangka HUT Kabupaten Donggala”tulis Vera elena laruni melalui siaran persnya yang diterima metrosulawesi kamis kemarin.
“Yang istimewa, Kalender Event Donggala sepenuhnya berbasis sponsor dan partisipasi stakeholder pariwisata serta investor. Dengan demikian, program ini tidak membebani APBD, tetapi justru membuka ruang kolaborasi luas antara pemerintah, swasta, komunitas, dan pelaku usaha lokal,” tutupnya.
Pro dan Kontra
Kegiatan yang dimaksudkan untuk menarik wisatawan itu menimbulkan pro dan kontra di akun media sosial facebook.
“Astagfirullah pencitraan berlebihan bupati Donggala, anggaran apapun yang dipakai kalau dana tersebut dipakai beli beras 2KG/KK berapa banyak masyarakat yang menikmatinya, beras mahal, apalagi banyak infrastruktur jalan dan jembatan yang butuh untuk diperbaiki, kembali kejalan yang benar,“ tulis pemilik akun Helmi Sahibe.
Cuitan Helmi Sahibe tersebut dibalas oleh akun To Donggala. Ia menuliskan masyarakat Donggala gembira menyambut kegiatan seperti ini. orang luar banyak yang datang ke Donggala ada perputaran ekonomi.
“Hanya orang-orang yang busuk hatinya tidak mau Donggala rame,“ tulis akun To Donggala.
Pengarah kegiatan Festival Layang-layang Abdi Lasoangi yang dikonfirmasi terkait pro kontra kegiatan festival layang-layang dengan tegas mengatakan festival layang-layang tidak menggunakan dana daerah (APBD).
“Ini even nasional, Persatuan Layang-layang Seluruh Indonesia (Perlasia). Pesertanya dari luar Provinsi Sulawesi Tengah. Sudah ada 120 peserta dari luar daerah (Jakarta, Makassar, Manado),” kata Abdi.
“Kita ingin Donggala ramai. Hasil yang ingin dicapai di kegiatan festival layang-layang kita memperkenalkan kabupaten Donggala kepada peserta dari luar daerah,” bebernya.
Abdi menambahkan Pro kontra wajar dalam berdemokrasi utamanya menyangkut festival layang-layang yang ramai diperdebatkan di akun PRD.
“Tidak masalah pro kontra. Hanya saja jika kita di posisi kontra (oposisi) tidak setuju festival layang-layang harus beragumentasi dengan landasn kuat,” sebutnya.
Hal senada disampaikan penanggung jawab hiburan pada Festival Layang–laying, Takbir Larekeng. Dia mengatakan, kehadiran artis nasional dan artis lokal di kegiatan Festival Layang-layang menggunakan sponsor bukan APBD.
“Kita memang mengundang artis nasional, ada Septi KDI, dan Budi Doreme, dua artis nasional. Ini budgetnya Rp200 jutaan. Bayarnya pakai sponsor bukan pakai uang APBD, memberatkan APBD,” kata Ilo sapaan akrabnya.
“Terkait pro kontra di medsos itu hal biasa,” ujarnya. (anc)
Apa Reaksimu?


