Kades Bengkoli Tidak Mampu Bayar Bulanan Jaringan Internet
Kades Bengkoli, Asriadi ternyata tidak mampu membayar bulanan jaringan internet di desanya, sehingga memungut biaya ke warga dengan menjual voucher Rp5.000 dengan durasi pemakaian selama 12 jam.
DONGGALA, METROSULAWESI.NET- Kades Bengkoli, Asriadi ternyata tidak mampu membayar bulanan jaringan internet di desanya, sehingga memungut biaya ke warga dengan menjual voucher Rp5.000 dengan durasi pemakaian selama 12 jam.
Selain ketidakmampuan membayar bulanana internet, program desa digital pemasangan jaringan internet ternyata belum pernah dimusyawarahkan di tingkat desa, utamanya menyangkut iuran bulanan jaringan internet desa.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Donggala, Fauziah melalui sambungan telepon, Sabtu 22 November 2025.
"Sudah dia (kades) klarifikasi melalui telepon, dia cerita ke saya terkait jaringan internet di desanya Bangkoli. Soal voucher Rp5 ribu yang dibebankan ke masyarakatnya tidak ada niatan cari keuntungan, tapi hanya untuk menambah uang pembayaran tiap bulan. Ternyata kades tidak tahu kalau beban internet per bulannya mahal mencapai Rp1.650,000 per bulan, makanya kades inisiatif menjual voucher. Itu pun kades masih menombok pembayaran," katanya
"Kades akan musyawarah kan terkait beban bulanan penggunaan internet desa nya,” sebutnya lagi.
Fauzia menjelaskan dari peristiwa ini kepala desa mengaku akan melakukan rapat desa, termasuk membicrakan iuran bulanan jaringan internet,
dan kata fauzia lagi dana pembelian alat internet (sebesar Rp20 juta itu akan dikembalikan lagi dananya akan dibawa ke APBDes perubahan, sehingga beban bulanan internet desa akan lebih baik.
"Tujuan bagus desa digital, tapi tidak dibenarkan desa untuk berbisnis, nanti dianggap pungli, dari peristiwa ini solusinya adalah kades akan melakukan musyawarah desa. Termasuk soal pembelian alat internet seharga Rp20 juta hingga ke iuran bulanan jaringan internet, untuk internet desa wajib dianggarkan masuk program desa digital,” bebernya.
Ditambahkan Fauzia menyangkut alat jaringan internet disimpan di rumahnya, pengakuan dari sang kades Bengkoli hanya karena faktor keamanan saja.
Diberitakan sebelumnya kades Bengkoli, Asriadi dipersoalkan oleh warganya sendiri dikarenakan memungut biaya Internet sebesar Rp5.000, padahal alat Internet itu dibeli menggunakan dana desa.
"Alat Internet dibeli menggunakan dana desa sebesar Rp20 juta, tapi kenapa kami masyarakat dibebani beli voucher Rp5.000 dengan durasi waktu 12 jam," kata SJ warga Dusun 2 Bengkoli.
"Baru alat internet disimpan di rumahnya pak kades bukan di kantor desa," sebut SJ warga dusun II desa Bengkoli kecamatan Sojol. (anc)
Apa Reaksimu?


