AKPY, BPDP dan Ditjenbun Latih Petani Sawit dan Penyuluh dari Morut

Fokus Peningkatan Produktivitas dan Produksi

Agustus 5, 2025 - 05:38
 0
AKPY, BPDP dan Ditjenbun Latih Petani Sawit dan Penyuluh dari Morut
Foto bersama di sela pembukaan pelatihan bagi petani sawit dan penyuluh pertanian yang digelar oleh AKPY, BPDP dan Ditjenbun di Palu. FOTO: IST

PALU, METROSULAWESI.NET – Peningkatan produktivitas dan produksi menjadi fokus dari pelatihan petani sawit, yang diikuti 170 petani sawit dan penyuluh dari Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kegiatan pelatihan petani sawit ini merupakan implementasi dari program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS) 2025, yang diselenggarakan oleh Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), dengan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) – Kementerian Pertanian.

Kali ini, selama hampir sepekan 170 petani sawit dan penyuluh dari Morowali Utara mengikuti pelatihan ‘Teknis Budidaya Kelapa Sawit’, yang dilangsungkan di salah satu hotel ternama di Palu, pada Sabtu – Rabu, 2 – 6 Agustus 2025.

Pada pelaksanaanya pelatihan dibagi menjadi lima kelas, pihak AKPY menghadirkan instruktur dengan latar praktisi kebun dan dosen sesuai dengan bidangnya. Dalam proses pembelajaran para instruktur menyampaikan materi dengan cara yang menarik dan inovatif, menggabungkan metode ceramah, diskusi dan praktik, mengacu pada teori Taksonomi Bloom.

Tidak hanya itu, untuk menambah wawasan dan pengetahuan peserta pelatihan juga akan diajak untuk field trip atau kunjungan lapangan ke kebun perusahaan milik Astra Agro Lestari yang ada di Pasangkayu – Sulawesi Barat, pada Selasa (5 Agustus 2025).

Wakil Direktur AKPY, Idum Satia Santi, S.P, M.P, menyampaikan pihaknya kembali menyelenggarakan pelatihan petani sawit program SDMPKS 2025. Kali ini peserta pelatihan (petani sawit dan penyuluh) dari Kabupaten Morowali Utara, selama hampir sepekan mengikuti pelatihan ‘Teknis Budidaya Kelapa Sawit’.

“Tahun ini, AKPY memberikan berbagai jenis pelatihan petani sawit, dengan jumlah peserta hampir mencapai 1.500 orang di 5 provinsi sentra sawit, di antara 170 petani sawit dan penyuluh dari Kabupaten Morowali Utara. Inilah yang membanggakan bagi kami, karena mendapat kepercayaan untuk mengedukasi (sharing ilmu) untuk meningkatkan dan pengembangan kapasitas petani sawit,” ujarnya, saat menyampaikan sambutan di acara pembukaan pelatihan petani sawit pengembangan SDMPKS 2025, pada Sabtu (2 Agustus 2025), di Palu.

“Selama lima hari, peserta akan mendapatkan berbagai materi terkait dengan teknis budidaya kelapa sawit. Selain itu, untuk menambah pengetahuan terkait dengan teknis budidaya yang diaplikasikan oleh perusahaan. Dalam hal ini akan disampaikan melalui “Kuliah Umum”, dari pihak Astra Agro Lestari,” imbuh Idum, mewakili Direktur AKPY, Dr. Sri Gunawan, S.P,M.P.

Semua materi yang disampaikan agar peserta (petani sawit) dapat menghadapi berbagai tantangan yang saat ini dihadapi industri sawit, mulai dari legalitas, perubahan iklim, tumpang tindih lahan, isu kampanye negatif, hingga rendahnya produktivitas.

“Untuk pengelolaan kebun sawit dengan produktivitas yang diinginkan, tentu tidak terlepas dari SDM yang terampil dan berkompeten. Untuk itulah, pelatihan petani sawit diadakan supaya petani sawit dapat mengelola kebun dengan baik dan benar sesuai dengan standar Good Agriculture Practices (GAP). Dan, yang tidak kalah penting usai pelatihan, peserta dapat menjadi agen perubahan untuk pengelolaan kebun sawit yang lebih baik, serta dapat menularkan ilmu ke petani sawit lainnya, di daerah masing-masing,” kata Idum.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma – Ditjenbun, Kementerian Pertanian, Ir. Baginda Siagian, M.Si menegaskan agar peserta pelatihan mengikuti dengan baik, sebab kesempatan tidak datang dua kali.

“Jadi, kami berharap kepada seluruh peserta pelatihan petani sawit dari Kabupaten Morowali Utara dapat memanfaatkan dengan baik dan optimal. Apa yang disampaikan oleh para instruktur menjadi modal untuk mengelola kebun agar lebih baik. Gunakan kesempatan ini dengan baik, agar ilmu dan pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan dapat terserap atau diterima dengan baik dan dapat diterapkan di lapangan (kebun),” tegasnya, secara virtual, pada Sabtu (2 Agustus 2025).

Dijelaskan Baginda, kenapa pelatihan petani sawit perlu diadakan? Saat ini produktivitas kebun sawit yang dikelola petani masih cukup rendah, 3 – 3,5 ton CPO/Ha/tahun.  Sementara, potensi untuk ditingkatkan menjadi 5 – 6 ton CPO/ha/tahun masih bisa.

“Peningkatan produktivitas nantinya berpengaruh pada peningkatan produksi sawit di Indonesia, salah satunya melalui kegiatan pelatihan. Peningkatan produktivitas dan produksi sawit menjadi tanggung jawab kita bersama yaitu petani, pemerintah dan perusahaan sawit,” jelasnya.

“Untuk itu, sekali lagi kami berpesan kepada seluruh peserta petani sawit dari Kabupaten Morowali Utara untuk mengikuti pelatihan dengan baik. Sehingga bisa berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan produksi sawit nasional,” imbuh Baginda. (*)

Apa Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow