Nilam Sari Lawira dan Jalan Panjang Pendidikan Inklusif di Sulawesi Tengah

Oleh: Hasrudin Usman, S.Pi., M.Si, Ketua Unit Penjaminan Mutu Fakultas Perikanan UNISA Palu

Oktober 13, 2025 - 05:35
 0
Nilam Sari Lawira dan Jalan Panjang Pendidikan Inklusif di Sulawesi Tengah
Ketua DPW Partai Nasdem yang juga anggota Komisi X DPR RI, Hj Nilam Sari Lawira saat memimpin rapat di DPW Partai Nasdem Sulteng. FOTO: IST

DI tengah kompleksitas pembangunan Sulawesi Tengah—dari infrastruktur, sumber daya alam, hingga dinamika sosial-ekonomi, isu pendidikan tetap menjadi fondasi utama bagi perubahan yang berkelanjutan. Salah satu sosok yang menonjol dalam memperjuangkan akses pendidikan di daerah ini adalah Dr. Hj. Nilam Sari Lawira, anggota DPR RI Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, riset, dan kepemudaan.

Sebagai akademisi dan peneliti pertanian yang kemudian berkiprah di dunia politik, Nilam membawa pandangan khas: bahwa pendidikan bukan sekedar alat mobilitas sosial, melainkan strategi pemberdayaan manusia untuk membangun kemandirian daerah. Ia percaya, kemajuan Sulawesi Tengah tidak hanya bergantung pada kekayaan sumber daya alam, tetapi pada kualitas sumber daya manusia yang berilmu, kreatif, dan berkarakter.

Dari Akademisi ke Legislator: Membawa Spirit Kampus ke Kebijakan Publik

Perjalanan Nilam Sari Lawira dari ruang kuliah Universitas Tadulako menuju ruang rapat legislatif menunjukkan transformasi peran dari pendidik menjadi perumus kebijakan publik. Dalam setiap langkahnya, ia tetap membawa semangat akademik dan nilai-nilai keilmuan untuk diterjemahkan ke dalam kebijakan yang berpihak pada rakyat.

Melalui kiprahnya di Komisi X DPR RI, Nilam konsisten memperjuangkan kebijakan pendidikan yang inklusif yakni pendidikan yang membuka peluang bagi semua anak bangsa, tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis. Ia menegaskan bahwa setiap anak, dari kota hingga pelosok desa, berhak atas kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang layak.

Konsistensi itu tampak jelas dalam upayanya menyalurkan dan mengawal Program Indonesia Pintar (PIP) di berbagai kabupaten/kota di Sulawesi Tengah. Ribuan pelajar tingkat dasar hingga menengah telah menerima manfaat dari program ini. Dalam setiap sosialisasi, Nilam selalu menekankan pentingnya menjaga integritas penyaluran bantuan agar benar-benar diterima oleh peserta didik yang berhak—karena pendidikan, baginya, adalah hak dasar, bukan belas kasihan.

PIP dan KIP Kuliah: Mewujudkan Akses Pendidikan untuk Semua

Kebijakan inklusif juga diwujudkan melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, yang memberi kesempatan kepada mahasiswa dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Melalui dukungannya di Komisi X, Nilam turut mengadvokasi agar perguruan tinggi di Sulawesi Tengah, baik negeri maupun swasta, memperoleh kuota KIP Kuliah yang proporsional dan tepat sasaran.

Bagi banyak mahasiswa di daerah, program ini menjadi penyelamat membuka jalan bagi mereka untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi tanpa terbebani biaya pendidikan. Hal ini menciptakan efek berantai: semakin banyak lulusan dari berbagai kalangan sosial yang dapat berkontribusi dalam pembangunan, baik di sektor publik, swasta, maupun kewirausahaan berbasis potensi lokal.

Pendekatan ini memperlihatkan bahwa perjuangan Nilam bukan hanya untuk satu kelompok masyarakat, tetapi untuk semua lapisan masyarakat Sulawesi Tengah anak petani, nelayan, buruh, pedagang, guru honorer, hingga masyarakat pesisir dan pedalaman. Semua memiliki ruang untuk tumbuh dalam sistem pendidikan yang berkeadilan.

Pendidikan sebagai Jalan Pembangunan Manusia

Bagi Nilam Sari Lawira, pendidikan tidak bisa dipisahkan dari pembangunan ekonomi dan sosial. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang menyiapkan manusia agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan mengelola potensi daerah secara berkelanjutan.

Dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan pentingnya memperkuat kualitas guru, sarana belajar, dan kurikulum yang relevan dengan konteks lokal. Pendidikan yang hanya berorientasi pada ijazah, katanya, tidak akan membawa perubahan signifikan tanpa pembentukan karakter, keterampilan, dan kesadaran lingkungan.

Melalui PIP dan KIP Kuliah, ia berupaya membangun rantai keberlanjutan Pendidikan dari bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi sebagai sistem yang saling menopang. Langkah ini menjadi bukti nyata bagaimana pendidikan inklusif dapat dijalankan melalui kebijakan yang berpihak, transparan, dan berorientasi pada keadilan sosial.

Refleksi dan Harapan

Sepak terjang Dr. Nilam Sari Lawira mencerminkan model kepemimpinan legislatif yang berpijak pada ilmu pengetahuan dan empati sosial. Ia hadir bukan hanya sebagai pembuat kebijakan, tetapi juga sebagai pendengar aspirasi masyarakat. Dalam setiap kunjungannya ke lapangan, ia menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya urusan birokrasi, tetapi perjuangan kemanusiaan.

Sulawesi Tengah masih menghadapi tantangan besar dalam hal pemerataan akses dan mutu pendidikan. Namun dengan kolaborasi yang terus dibangun antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat, cita-cita pendidikan inklusif yang setara dan berkeadilan bukanlah utopia.

Dr. Nilam Sari Lawira menjadi salah satu bukti bahwa politik dapat menjadi ruang pengabdian ketika dijalankan dengan niat tulus untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui kerja nyata dan keberpihakannya terhadap pendidikan, beliau telah menapaki jalan panjang menuju terwujudnya generasi cerdas, berdaya, dan berkeadilan di Sulawesi Tengah.

Wassalam….

Apa Reaksimu?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow